Ketikamerancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan rancangan produk (jasa), volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan kerja untuk mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka ketika merancang sistem produksi, yang tidak dipertimbangkan oleh Question24. 45 seconds. Q. Ibu Esti memiliki keahlian dalam merencananakan bentuk kemasan tiap produk. Hal ini menyebabkan tampilan produk sangat menarik sehingga meningkatkan omzet penjualan. Ibu Esti merupakan orang yang tepat melakukan kegiatan manajemen di bidang answer choices. Operasional/produksi. Fast Money. Topik Manajemen Produksi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam suatu perusahaan dagang yang menghasilkan barang dagangannya sendiri maka diperlukan adanya proses produksi. Pada proses produksi tentu tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan konsumen maka perusahaan harus memanajemen proses produksi mulai dari tahap awal sampai tahap akhir sehingga mendapatkan suatu barang yang berfungsi bagi calon konsumennya. Perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu langkah-langkah atau susunan-susunan yang akan dilakukan pada proses produksi. Rumusan Masalah Apa itu proses produksi? Bagaimana susunan produksi yang baik? Apa sistem produksi? Apa saja fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi? Tujuan Penulisan Untuk mengetahui apa itu manajemen dalam produksi. Untuk mengetahui susunan produksi. Untuk mengetahui sistem-sistem produksi. Untuk mengetahui fasilitas-fasilitas dalam produksi. BAB II LANDASAN TEORI Manajemen Produksi adalah sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan dengan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan Fogarty, 1989 Menurut Hani Handoko MBA 1993, 3 Manajemen produksi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya atau sering disebut faktor-faktor produksi tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dsb, dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produksi dan jasa. Menurut Drs. Sofjan Assauri 1993, 17 Manajemen produksi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber daya-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Manajemen Produksi dan Operasi secara umum merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan/pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui proses transformasi dari masukan sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Eddy Herjanto, 1999 Kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi menitikberatkan pada suatu wahana yang dipakai dalam mengubah masukan menjadi keluaran. Heizer, 1993; Adam, 1989; Buffa, 1991 BAB III PEMBAHASAN Manajemen Produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Ketika mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam memenangi persaingan bisnis, peran manajemen produksi terasa semakin penting bagi perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat mengakibatkan pemborosan dalam bentuk menumpuknya persediaan. Kegiatan produksi yang buruk juga dapat berakibat pada rendahnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan. Banyak contoh perusahaan yang gagal bersaing di pasar karena lemah dalam pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada juga perusahaan yang berhasil memenangi persaingan karena mengelola kegiatan produksinya dengan baik. Perancangan Sistem Produksi Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan rancangan produk jasa, volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan kerja. Rancangan produk jasa. Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi untuk mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi. Misalnya, apakah teknologi yang dimiliki saat ini mampi memproduksi produk yang diusulkan. Jika tidak memungkinkan, apakah teknologi yang ada harus diganti sebagian atau seluruhnya. Volume produksi. Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi yang dimiliki. Misalnya, apakah fasilitas produksi yang dimiliki mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, berapa jumlah yang diproduksi agar tidak terjadi kelebihan produksi,. Kelebihan produksi berarti menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk bagi keuangan perusahaan. Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien. Misalnya, apakah proses produksi memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan memodifikasi teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi harus mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diaharapkan. Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya adalah merancang lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak didesain sedemikian rupa sehingga efisien. Misalnya, gudang penyimpananbahan baku dan barang jadi sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi. Keputusan lokasi dan tata letak juga harus memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Pemerintah biasanaya memiliki peraturan yang berkaitan dengan lokasi pabrik atau industri. Rancangan pekerjaan. Tahap akhir dari perancangan sistem produksi adalah menentukan pembagian kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya. Melalui rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan. Pada tahap ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem operasi. Sistem Produksi Tergantung dari produk yang diproduksi, perusahaan akan menggunakan salah satu dari berbagai metode produksi berikut ini Pemrosesan berkelanjutan membuatn produk yang sama melalui rangkaian berkelanjutan berbagai prosedur standar. Semen dan minyak diproduksei melalui metode manufaktur ini. Biasanya, di bawah pendekatan ini perusahaan mencoba menyimpan persediaan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan untuk memenuhi perkiraan pemintaan penjualan. Perkiraan penjualan bersama dengan informasi tingkat persediaan saat ini adalah pemicu proses ini. Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok batch yang berbeda. Tiap barang dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi yang sama. Untuk menjustifikasi biaya penyetelan dan perubahan tiap operasi batch, jumlah barang dalam batch biasanya besar. Ini adalah metode produksi yang paling umum. Metode ini digunakan untuk memproduksi berbagai produk seperti mobil, perlengkapan rumah tangga, dan komputer. Mekanisme pemicu untuk proses ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan tingkat persediaan barang jadi sesuai dengan prediksi kebutuhan penjualan. Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan pembuatan berbagai produk yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini diawali oleh pesanan penjualan, bukan oleh tingkat persediaan yang menurun. Fasilitas Dalam Produksi Dalam kegiatan produksi, sering kali terdapat beberapa jenis produk dibuat dengan menggunakan pasilitas yang sama umum. Misalnya, suatu perusahaan minuman memproduksi berbagai jenis minuman dengan menggunakan satu fasilitas yang sama secara bergantian, atau suatu pabrik sabun memproduksi berbagai jenis sabun pada lini produksi yang sama. Persoalan yang dihadapi ialah bagaimana melakukan penjadwalan produksi dari berbagai produk dengan menggunakan fasilitas yang dipakai secara bersama. Dalam situasi seperti ini, produk biasanya dibuat dalam suatu batch tumpukan. Keputusan yang harus dilakukan adalah menentukan urutan pembuatan produk dan berapa besar kuantitas batch untuk setiap jenis produksi. Kuantitas batch-nya secara ekuivalen dapat disamakan dengan panjang waktu untuk suatu production run- dan frekuensi produksi mempengaruhi tingkat persediaan dan biaya set-up. Biaya set-up terjadi setiap waktu dilakukan pergantian untuk pembuatan suatu produk baru. Semakin lama production run semakin banyak penyimpanan dan semakin sedikit biaya set-up. Sebaliknya, semakin pendek production run semakin sedikit biaya penyimpanan tetapi biaya set up menjadi semakin besar. Kuantitas batch yang optimal dapat dihitung dengan menggunakan metode ukuran lot yang ekonomis EOQ. Namun, apabila berbagai produk menggunakan fasilitas yang sama makan penggunaan EOQ dapat menjadi tidak optimal, ukuran lot perlu dimodifikasi karena urutan produk harus diperhitungkan. Pengurutan juga mempunyai efek terhadap biaya. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Proses produksi dalam perusahaan tidak dapat dilakukan secara sembarangan, harus ada susunan serta landasan-landasannya. Manajemen sangat diperlukan dalam pelakasanaan proses produksi agar dapat menhasilkan suatu barang yang baik. Saran Sebaiknya setiap perusahaan dagang atau jasa yang memproduksi barang-barangnya sendiri perlu menyusun apa-apa saja yang akan dilakukan pada saat memproduksi agar apa yang dikerjakan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan dan calom konsumennya. BAB V DAFTAR PUSTAKA Drs. Alam S., MM. Ekonomi. 2007. Erlangga. Jakarta James A. Hall. Accounting Information System. 2007. Salemba Empat. Jakarta Eddy Herjanto. Manajemen Operasi. Grasindo Laely Rakhmawati Hidayat 24213910 1 EB 16 1. Kata manajemen berasal dari “manage” dari bahasa ... yaitu ... a. Italia, Maneggio b. Latin, Maneggio c. Inggris, Management d. Italia, Maneggiare e. Sanskerta, Maneggio 2. Manajemen adalah ..... a. Ilmu perencanaan, pengaturan dan pelaksanaan hubungan antar manusia dengan organisasi. b. Ilmu dan seni tentang penggunaan sumber daya yang terbatas untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang tak terbatas. c. Ilmu untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal dalam rangka pemenuhan kabutuhan organisasi untuk mencapai tujuan misi dan visi perusahaan. d. Ilmu dan seni dalam memimpin orang atau sumber daya manusia. e. IImu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 3. Fungsi manajemen menurut Henry Fayol adalah ... a. Planning, Staffing, Reporting, Budgeting, Coordinating, Organizing, Directing b. Planning, Actuating, Organizing, Controlling c. Planning, Organizing, Conditioning, Motivating, Controlling d. Planning, Organizing, Coordinating, Comanding, dan Controlling e. Planning, Staffing, Directing, Organizing, Controlling 4. Salah satu tugas Manajemen puncak yaitu ... a. Bertanggung jawab pada lower management. b. Menetapkan kebijakan operasional c. Melakukan semua pekerjaan tingkat operasional. d. Mengawasi pada pekerja. e. Bertanggung jawab pada Middle Management. 5. Aliran manajemen yang pemikirannya fokus pada usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan adalah aliran ... a. analisis system b. klasik c. perilaku d. Manajemen mutu e. manajemen ilmiah 6. Jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu ... a. perencanaan, organisasi, dan evaluasi b. formal, informal, dan teksnis c. formal, konseptual, dan teknis d. teknis, formal, dan manajerial e. kemanusian, konseptual, dan teknis 7. Studi ilmu manajemen sangat perlukan semua organisasi karena berbagai alasan berikut, kecuali ... a. Memperlancar tugas sehari-hari b. Mencapai tujuan organisasi c. Mencapai efisiensi organisasi Kapasitas produksi adalah suatu tingkat yang menyatakan batas kemampuan, penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu unit, fasilitas atau output untuk memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas produksi menentukan persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar dari biaya. Kapasitas produksi menentukan berapa jumlah permintaan yang harus dipenuhi dengan menggunakan fasilitas produksi yang produksi biasanya berkaitan dengan luas produksi dan volume produksi. Menurut Reksohadiprojo 2000, luas produksi adalah ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu. Sedangkan jumlah atau volume produksi adalah hasil produksi yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam satu periode Prasetya dkk, 2009. Tujuan dari perencanaan kapasitas, luas dan volume produksi adalah adalah untuk mengatur banyaknya pesanan kerja yang datang dari pusat kerja untuk mencapai suatu aliran yang sesuai dan definisi dan pengertian kapasitas produksi dari beberapa sumber buku Menurut Handoko 1986, kapasitas produksi adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin selama periode waktu tertentu. Menurut Buffa 2006, kapasitas Produksi adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran output persatuan waktu. Menurut Yamit 2011, kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Menurut Heizer dan Render 2015, kapasitas produksi adalah suatu terobosan atau sejumlah unit yang mana tempat fasilitas dapat menyimpan, menerima atau memproduksi dalam suatu periode waktu Kapasitas Produksi Terdapat beberapa aspek yang digunakan dalam menentukan kapasitas produksi di suatu pabrik, yaitu sebagai berikuta. Pusat Kerja Work Center Pusat kerja adalah suatu fasilitas produksi spesifik yang terdiri dari satu atau lebih orang dan atau mesin dengan kemampuan yang sama atau identik, yang dapat dipertimbangkan sebagai satu unit untuk tujuan perencanaan kebutuhan kapasitas CRP dan penjadwalan terperinci detailed scheduling.b. Pesanan Manufakturing Manufacturing Orders Pesanan merupakan suatu dokumen atau identitas jadwal yang memberikan kewenangan untuk membuat part tertentu atau produk dalam jumlah tertentu. Pesanan manufakturing dapat berupa salah satu; open orders, already in process, atau planned orders, sebagaimana dijadwalkan melalui proses Routing Routing adalah sekumpulan informasi yang memerinci metode pembuatan item tertentu, termasuk operasi yang dilakukan, sekuensi operasi, berbagai pusat kerja yang terlibat, serta standar untuk waktu setup setup time dan waktu pelaksanaan kerja run time.d. Beban load Beban adalah banyaknya kerja yang dijadwalkan untuk dilakukan oleh fasilitas manufakturing dalam periode waktu yang ditetapkan. Beban load biasa dinyatakan dalam ukuran jam kerja atau unit produksi. Load merupakan volume kerja yang dikerjakan. Sebagaimana yang biasa digunakan dalam CRP, beban load menggambarkan waktu setup setup time dan waktu pelaksanaan runtime yang dibutuhkan dari suatu pusat kerja, tidak termasuk waktu menunggu waiting time, waktu antri queue time, dan waktu bergerak move time.e. Kapasitas Capacity or Available Capacity Kapasitas merupakan tingkat dimana system manufacturing tenaga kerja, mesin, pusat kerja, department, pabrik berproduksi. Dengan kata lain, kapasitas merupakan tingkat output yang dapat dicapai dengan spesifikasi produk, product mix, tenaga kerja, dan peralatan yang ada sekarang. Dalam CRP, kapasitas berkaitan dengan tingkat output kerja dalam setiap pusat Kapasitas Produksi Menurut Heizer dan Render 2015, terdapat tiga jenis kapasitas produksi, yaitu Kapasitas desain. Kapasitas desain merupakan output yang maksimum secara teori pada suatu sistem dalam suatu periode waktu tertentu pada kondisi idealnya. Kapasitas desain juga bisa diartikan kapasitas yang mana suatu perusahaan mengharapkan untuk mencapai hambatan operasional yang tersedia saat ini. Kapasitas efektif utilization. Kapasitas efektif menunjukan output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada sekarang. Kapasitas efektif biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah dirancang untuk versi produk sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kapasitas efektif adalah rancangan produk, kualitas bahan yang digunakan, sikap dan motivasi tenaga kerja, perawatan mesin/fasilitas, serta rancangan pekerjaan. Kapasitas efisien efficiency. Kapasitas efisien adalah persentase desain kapasitas yang benar-benar tercapai. Bergantung pada bagaimana tempat fasilitas dipergunakan dan dikelola. Kapasitas efisien mengukur seberapa baik fasilitas atau mesin ketika menurut Handoko 1986, kapasitas produksi dibagi menjadi beberapa jenis ukuran, yaitu sebagai berikut Design capacity. Yaitu tingkat keluaran per satuan waktu untuk mana pabrik dirancang. Rated capacity. Yaitu tingkat keluaran per satuan yang menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai kemampuan memproduksinya Biasanya lebih besar daripada design capacity karena perbaikan-perbaikan periodik dilakukan terhadap mesin-mesin atau proses-proses. Standard capacity. Yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang ditetapkan sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen, supervisi, dan para operator mesin; dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran. Kapasitas standar adalah sama dengan rated capacity dikurangi cadangan keperluan pribadi standar, tingkat sisa scrap standar, berhenti untuk pemeliharaan standar, cadangan untuk pengawasan kualitas standar, dan sebagainya. Actual dan/atau operating capacity. Yaitu tingkat keluaran rata-rata per satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat. Ini adalah kapasitas standar ± cadangan-cadangan, penundaan, tingkat sisa nyata, dan sebagainya. Peak capacity. Yaitu jumlah keluaran per satuan waktu mungkin lebih rendah daripada standard yang dapat dicapai melalui maksimisasi keluaran, dan akan mungkin dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapus penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dan Kapasitas Produksi Perencanaan kapasitas produksi memiliki peranan penting, yaitu digunakan untuk menentukan seberapa besar tingkat keluaran yang mampu dihasilkan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar. Menurut Ma’arif dan Tanjung 2003, perencanaan kapasitas adalah proses penentuan jumlah tenaga kerja, mesin, dan fasilitas fisik lainnya yang diperlukan untuk mencapai sasaran keluaran tertentu. Tujuan utama dari perencanaan kapasitas adalah menyediakan manajemen dengan kerangka kerja analisis untung merancang sebuah strategi kapasitas yang kapasitas biasanya didasarkan pada permintaan dimasa mendatang. Jika permintaan barang dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Dengan adanya perencanaan kapasitas produksi yang baik di perusahaan maka perusahaan dapat menentukan perencanaan kapasitas yang efektif dengan mempertimbangkan beberapa unsur perencanaan kapasitas, yaitu jumlah tenaga kerja, mesin, dan fasilitas fisik Buffa 2006, hal-hal yang dilakukan pada proses perencanaan kapasitas produksi adalah sebagai berikut Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak dari teknologi, persaingan dan hal lainnya. Menjabarkan perkiraan itu dalam bentuk kebutuhan pilihan terencana kapasitas yang berhubungan dengan kebutuhan. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana. Memutuskan rencana Yamit 2011, terdapat dua jenis perencanaan kapasitas produksi, yaitu Perencanaan kapasitas jangka pendek. Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Perencanaan kapasitas jangka panjang. Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan menurut Handoko 1986, perencanaan kapasitas produksi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Perencanaan kapasitas jangka panjang long range lebih dari satu tahun. Dimana sumber daya-sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak. Perencanaan kapasitas jangka menengah intermediate range rencana-rencana bulanan atau kuartalan untuk 6 sampai 18 bulan yang akan datang. Dalam hal ini, kapasitas dapat bervariasi karena alternatif-alternatif seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan-peralatan baru, sub contracting dan pembelian peralatan-peralatan bukan utama. Perencanaan kapasitas jangka pendek kurang dari satu bulan. Ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuaian-penyesuaian untuk menghapuskan variance antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. Keputusan perencanaan mencakup alternatif-alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing dan Pertimbangan Kapasitas Produksi Strategi kapasitas produksi digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dan pengelolaan kapasitas yang baik. Tujuan dari peningkatan kapasitas adalah untuk pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi dan penetapan ukuran fasilitas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu strategi pengelolaan kapasitas yang Krajewski dan Ritzman 1999, dalam membuat sesuatu keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi, manajer operasi harus mempertimbangkan tiga aspek, yaitu sebagai berikut Menentukan ukuran capacity cushions. Strategi kapasitas yang pertama adalah menentukan ukuran kapasitas cushions. Kapasitas cushion digunakan untuk untuk pengelolaan permintaan pada perusahaan, karena permintaan perusahaan tidak menentu, seperti permintaan yang meningkat/menurun. Menentukan waktu dan ukuran ekspansi. Ekspansi atau peningkatan kapasitas dilakukan sebagai upaya mengantisipasi permintaan terhadap volume dan kapasitas produksi. Ekspansi merupakan tujuan strategi perusahaan untuk berkembang pada masa yang akan datang. Dalam melakukan ekspansi, perhitungan biaya ekspansi yang ditempuh merupakan strategi yang benar. Dalam strategi ekspansionis maka perusahaan senantiasa menerapkan strategi dimana kapasitas yang direncanakan naik secara bertahap, tidak sering dan selalu melebihi nilai permintaan, sedangkan pada strategi wait and see penambahan kapasitas dilakukan seiring dan sesuai dengan penambahan permintaan sehingga penambahan kapasitas yang dilakukan sering dengan jumlah yang tidak besar. Menghubungkan kapasitas dan keputusan operasional. Dalam melakukan perencanaan kapasitas sebaiknya pihak perusahaan mempertimbangkan keputusan kapasitas dengan keputusan operasional lainnya yang berada pada perusahaan agar dijadikan bahan pada persaingan. Perubahan keputusan yang memprioritaskan persaingan untuk dapat mempercepat pelayanan, akan menyebabkan dibutuhkannya tingkat capacity cushion yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat dengan cepat merespon perubahan pada pasar dan mengantisipasi kenaikan permintaan yang tak kapasitas produksi di suatu perusahaan digunakan untuk bahan pertimbangan terciptanya keputusan yang baik mengenai kapasitas produksi. Menurut Heizer dan Render 2015, terdapat beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kapasitas produksi, yaituRamalkan permintaan secara aktual. Sebuah peramalan yang akurat merupakan hal yang paling pokok bagi keputusan kapasitas. Manajemen harus mengetahui produk yang sedang ditambahkan dan produk yang sedang dihentikan produksinya, begitu juga volume yang diperkirakan. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas. Jumlah alternatif yang tersedia mungkin cukup banyak, tapi setelah volume ditentukan. Keputusan teknologi-nya dapat dipandu dengan analisis biaya. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatif menjadi beberapa saja. Teknologi juga menentukan peningkatan kapasitasnya. Manajer operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang tepat. Temukan tingkat operasi volume yang optimal. Teknologi dan peningkatan kapasitas menentukan ukuran optimal suatu fasilitas. Ada dua kemungkinan dengan tingkat operasi, yaitu apabila lebih kecil, maka biaya tetapnya akan sangat memberatkan dan jika lebih besar, maka fasilitas tersebut memerlukan lebih dari satu manajer untuk mengawasi. 4. Dibuat untuk perubahan. Dalam dunia yang cepat berubah, manajer operasi harus menciptakan fleksibilitas dan peralatan. Manajer operasi ini mengevaluasi sensitivitas keputusan dengan menguji beberapa proyeksi pendapatan suatu PustakaReksohadiprojo, Sukanto. 2000. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta Hery dan Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta Buku T. Hani. 1986. Manajemen. Yogyakarta 2006. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta Binarupa Zulian. 2011. Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta FE Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi Manajemen Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Jakarta Salemba Syamsul dan Tanjung, Hendri. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta Lee J. dan Ritzman, Larry P. 1999. Operation Management Strategy and Analysis. USA Addison–Wesley Publishing Company.

ketika merancang sistem produksi manajemen harus mempertimbangkan kecuali